Wednesday, June 26, 2013

Seven Segment

Seven segment pada dasarnya adalah 7 buah LED yang dirangkai menjadi seperti digit angka.
Biasanya pada seven segment terdapat LED tambahan yaitu DP (Dot Point).

Seven segment terbagi 2 jenis, yaitu Common Cathode dan Common Anode.
Perbedaannya adalah :

==>Common Cathode (Katoda bersama) tiap kaki katoda dari LED disambungkan jadi 1 dan diberi tegangan Ground/negatif(-).
Jadi tiap ruas Anoda (A,B,C,D,E,F,G,DP) diberi tegangan positif(+) atau jika dalam pemrograman Mikrokontroler diberi input 1(high).
==>Common Anode (Anoda Bersama) tiap kaki anoda dari LED disambungkan jadi 1 dan diberi tegangan positif(+).
Jadi tiap ruas Katoda (A,B,C,D,E,F,G,DP) diberi tegangan Ground/negatif(-) atau jika dalam pemrograman Mikrokontroler diberi input 0(low).
skema rangkaian seven segment tipe CC dan CA

tampak belakang seven segment


kiri 3,3x2,9 cm. kanan 2,3x1,9 cm

Dalam penerapan rangkaian sederhana dengan Seven Segment biasanya menggunakan IC 4026 dan Seven Segment tipe CC (Common Cathode).
Berikut adalah rangkaian sederhana "Dadu Digital" menggunakan IC RTC(Real Time Clock) 555 sebagai timer dan input pulsa ke IC 4026.
pada skema diatas IC 4026 tidak tertera kaki 8 dan 16. sebagai catatan jika sudah tahap pembuatan layout di PCB :
KAKI 8 HUBUNGKAN KE NEGATIF/GROUND
KAKI 16 HUBUNGKAN KE POSITIF

jika seven segment yang dibeli dipasaran kurang besar, dapat merangkai sendiri dengan beberapa LED yang dipararel.

gambar diatas tipe CC. jika ingin membuat tipe CA tinggal dibalik saja, kaki semua anoda disatukan.
Semoga Bermanfaat.

Dadu Elektronik

Sama seperti Subtitute Board, komponen Dadu Digital juga tidak jauh berbeda menggunakan IC 4026. Berawal dari iseng bongkar-bongkar stok komponen dulu bekas STM, ane nemu IC 4017. IC 4017 biasanya dipakai pada rangkaian Running LED, tapi pada postingan terdahulu ane modif rangkaian Running LED itu jadi Kitt LED. Sebenernya waktu bikin Dadu Digital itu bagusnya angka bisa terlihat langsung pada Seven Segment. Tapi agak berasa aneh karena pertama IC 4026 itu mengeluarkan output biner secara berurutan, jadi angka yang tampil di Seven Segment itu berurutan 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 lalu kembali ke 0 dan terus mencacah berulang. Terus yang bikin aneh lagi tuh dadu dalam konsep aslinya yang bentuknya berupa kotak kecil bersisi 6 hanya ada angka 1,2,3,4,5,6 berupa gambaran 'Titik', tidak ada 0,7,8,9. Dari 'penemuan' IC 4017 yang biasa untuk rangkaian Running LED (10 LED) terpikirlah bagaimana caranya memodif jadi dadu yang berupa 'titik' dan hanya menamilkan 'titik' 1 sampai 6 dan mencacah mengacak (tidak berurutan seperti IC 4026). Rangkaian Dadu Elektronik ini akan menampilkan angka yang berupa 'titik' yang diwakilkan LED. Pencacah nya sebagai berikut : 2,3,4,5,6,1,2,1,2 dan terus berulang. Ketika rangkaian hidup dan saklar belum ditekan, rangkaian ini akan menampilkan 2 LED yang menyala, lalu ketika saklar ditekan, IC 4017 akan mencacah dan ketika itu LED mati, dan ketika saklar ditekan lagi maka IC 4017 akan berhenti melakukan proses pencacahan dan LED pun menyala menampilkan hasil pencacahan terakhir yang diproses IC 4017. Untuk pengaturan kecepatan pencacahan dapat disubtitusikan(diganti) R2 yang bernilai 100 ohm dengan Potensio/trimpot dengan nilai 100K.
Jumlah LED pada rangkaian ada 7 namun semua LED tidak bisa nyala bersamaan. Maksimal hanya 6 LED yang bisa menyala bersamaan yaitu 3 LED disisi kanan dan 3 LED disisi kiri. LED ditengah hanya akan menyala ketika menampilkan perwakilan angka 1.

ini dia penampakannya.

TESTED OK
Semoga bermanfaat.

Rangkaian Flip-Flop

Pertama dengan menggunakan IC 555.

speed penggantian nyala LED bisa diatur dengan mengganti R3 dengan potensiometer.

Yang kedua dengan menggunakan transistor NPN.
seri transistor bisa menggunakan tipe BC337 atau C945
Semoga bermanfaat.

Konversi Bilangan Desimal, Biner, Oktal, Heksa

Konversi bilangan dalam rangkaian digital itu gampang gampang gampang bagi yang bisa. susah susah susah bagi yang belum bisa. hehehe. Tapi bagi yang udah punya basic sih bisa termasuk gampang gampang susah. Gampangnya udah punya skil, susahnya kalo lupa. wkwwk

Tabel Konversi



*Desimal = basis 10 (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9)

*Biner / BCD8421 / BCD2421 / Excess 3 / Gray = basis 2 (1 dan 0)
Deret penjumlahan Biner (baca dari kanan)= ….dst(kelipatan 2)+512+256+128+64+32+16+8+4+2+1
Contoh 1 :
72 (D) = …(B)
Melihat deret penjumlahan Biner, yang mendekati(tidak lebih dari) 72 adalah 64 kemudian tambahkan dengan bilangan sebelah kanannya (32), jika hasilnya lebih dari 72 maka lompati dan tambahkan dengan bilangan sebelahnya lagi (16). Jika masih lebih lompati lagi dan tambahkan dengan sebelahnya (8). Karena hasilnya pas (64+8=72) tidak usah ditambah lagi dengan bilangan sebelahnya. Yang bisa ditambahkan beri nilai Biner 1 sedangkan yang tidak dihitung beri nilai Biner 0.
64+0+0+8+0+0+0
 1   0   0  1  0   0  0
Jadi 72 (D) = 1001000 (B)

Contoh 2 :       
1101 (B) =8+ 4+0+1 = 13 (D)

*Pengelompokkan bit BCD8421 ke Desimal adalah 4 bit.
Contoh :
1001 0011 (BCD8421) = 93 (D)
1001 = 9
0011 = 3

*Sama seperti BCD8421, BCD2421 juga dikelompokkan 4 bit. Perbedaannya dengan BCD8421 adalah pada angka 8 dan 9 (lihat tabel)
Contoh :
1111 0101 (BCD2421) = 95 (D)
1111 = 9
0101 = 5

Untuk Excess 3, sama seperti Biner namun bilangannya dimulai dari 3 Desimal atau dari Desimal ditambahkan 3
Contoh 1 :
10 (D) = …(Ex3)
10+3=13(D) =  8+4+0+1
                         1  1   0  1
Jadi 10 (D) = 1101 (Ex3)

Contoh 2 :
1011 (Ex3) = … (D)
Hitung menggunakan deret penjumlahan.
1  0   1  1
8+0+2+1 = 11
Lalu hasilnya kurangi 3.
11-3 = 8
Jadi 1011 (Ex3) = 8 (D)

*Oktal = basis 8 (0,1,2,3,4,5,6,7)
Konversi dari Desimal ke Oktal adalah dengan Desimal itu dibagi 8. Tapi ane lebih milih konversi ke Biner dulu biar gampang.
Contoh 1 :
129(D) = 128+0+0+0+0+0+0+1
                 1     0  0  0   0  0   0  1
Lalu didapat 10000001 (B) kemudian konversikan ke Oktal. Caranya ??
Dari bilangan Biner tersebut tinggal dibagi menjadi 3 bit dari kanan. Karena bilangan Biner tersebut hanya 8 bit, anggap saja di paling kiri itu 0.
010 000 001 . 010 = 2 , 000 = 0, 001 = 1
Jadi 129 (D) = 201 (O)

Contoh 2 :
217 (O) =…(D)
Dari 217 (O) di Biner kan dulu menjadi 3 bit.
2 = 010
1 = 001
7 = 111
Lalu gabungkan
010001111
Kemudian jumlah menurut deret penjumlahan Biner.
0    1    0  0  0   1  1  1  1
0+128+0+0+0+8+4+2+1 = 143
Jadi 217 (O) = 143 (D)

Heksa = basis 16 (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,A,B,C,D,E,F)
Konversi dari Desimal ke Heksa adalah dengan Desimal itu dibagi 16. Tapi ane lebih milih konversi ke Biner dulu biar gampang.
Contoh 1 :
E7 (H) =….(D)
Dari E7 (H) Biner kan dulu menjadi 4 bit.
E=1110
7=0111
Lalu gabungkan Biner tersebut.
11100111
Kemudian jumlah menurut deret penjumlahan Biner.
  1     1    1    0  0   1  1  1
128+64+32+0+0+4+2+1 = 232
Jadi E7 (H) = 232 (D)

Contoh 2 :
139 (D) = …(H)
Biner kan dulu menggunakan deret penjumlahan Biner.
139 (D) = 128+0+0+0+8+0+2+1
                   1   0   0  0  1   0  1   1
Didapat 10001011 (B)
Lalu dibagi menjadi 4 bit. Jika hanya ada 5 bit maka tambahkan 3 bit bernilai 0 dikiri.
1000 = 8
1011 = B
Jadi 139 (D) = 8B (H)

*Gray adalah sandi tak berbobot. Konversinya diambil dari bilangan Biner. Rumusnya :

Pengubah dari sandi biner ke gray :
1. bit pertama sandi gray sama dengan bit pertama dari bilangan biner
2. bit kedua dari sandi gray sama dengan exclusive or dari bit pertama dan kedua dari bilangan biner, yaitu akan sama dengan 1 jika bit-bit sandi biner tersebut berbeda, 0 apabila sama
3. bit sandi gray ketiga sama dengan exclusive or dari bit-bit kedua dan ketiga dari bilangan biner, dst.
Table XOR (Exlusive OR)

Mengubah dari gray ke biner :
1.bit biner pertama sama dengan bit sandi gray pertama
2. apabila bit gray kedua 0, bit biner kedua sama dengan bit biner yang pertama, apabila bit gray kedua 1, bit biner kedua adalah kebalikan dari bit biner pertama. 3. Langkah 2 diulang untuk setiap bit berikutnya.

Contoh 1 :
101101 (B) = …(G)
-Bit pertama Gray SAMA dengan bit pertama Biner. Jadi bit pertama = 1
-Bit kedua Gray, XOR bit pertama dan kedua Biner. XOR 1 dan 0 (lihat tabel) = 1
-Bit ketiga Gray, XOR bit kedua dan ketiga Biner. XOR 0 dan 1 (lihat tabel) = 1
-Bit keempat Gray, XOR bit ketiga dan keempat Biner. XOR 1 dan 1 (lihat tabel) = 0
-Bit kelima Gray, XOR bit keempat dan kelima Biner. XOR 1 dan 0 (lihat tabel) = 1
-Bit keenam Gray, XOR bit kelima dan keenam Biner. XOR 0 dan 1 (lihat tabel) = 1
Susun dari atas ke bawah.
Jadi 101101 (B) = 111011 (G)

Contoh 2 :
111011 (G) = … (B)
- Bit Biner pertama SAMA dengan bit sandi Gray pertama. Jadi bit pertama = 1
- Bit Gray kedua 1, bit Biner kedua adalah kebalikan dari bit Biner pertama (1) = 0
- Bit Gray ketiga 1, bit Biner ketiga adalah kebalikan dari bit Biner kedua (0) = 1
- Bit Gray keempat 0, bit Biner keempat sama dengan bit Biner yang ketiga (1) = 1
- Bit Gray kelima 1, bit Biner kelima adalah kebalikan dari bit Biner keempat (1) = 0
- Bit Gray keenam 1, bit Biner keenam adalah kebalikan dari bit Biner kelima (0) = 1
Susun dari atas ke bawah.
Jadi 111011 (G) = 101101 (B)

*Komplemen 1 adalah kebalikan dari bilangan Biner.
Contoh :
Komplemen 1 dari 11001 (B) = 00110
Semoga Bermanfaat.

Subtitute Board

Papan panggati pemain atau subtitute board menggunakan IC 4026 dan seven segment common cathode. Terdiri dari 4 IC, satu IC satu seven segment.
Dan tiap satu seven segment terdiri dari dua(2) switch SPDT, satu untuk setting angka dan satunya untuk reset (kembali ke 0). Tiap switch angka di tekan 2x akan menghasilkan angka secara berurutan (1,2,3,4,5,6,7,8,9,0).

Skema rangkaian dengan software ISIS dari Proteus (nama softwarenya Proteus, dalam Proteus terdapat 2 software lagi yaitu ISIS(untuk membuat skema rangkaian) dan ARES(untuk membuat design layout PCB).


Design layout PCB dan tata letak komponen dengan menggunakan software Diptrace.
Layout tampak atas hanya terlihat posisi komponen. Gambar jalur yang terlihat samar berada dibawah.

Visualisasi 3D tampak atas

Visualisasi 3D tampak bawah


Soket 8 pin akan dihubungkan dengan seven segment yang terpisah dengan PCB rangkaian.

Disini ane pake switch DPDT modif-an, jadi tiap sekali tekan angka langsung berubah.

Mengukur Transistor PNP/NPN

1-Pertama adalah mencari kaki BASIS dan menentukan jenis Transistor (PNP/NPN). Contoh disini menggunakan Transistor tipe C945 yang banyak dipasaran.
2-Posisikan switch AVO di Ohm meter X100

3-Tempelken probe Merah(+) ke kaki kiri(biru) dan probe Hitam(-) ke kaki tengah(kuning).

4-Jika jarum di AVO tidak bergerak ke kanan mendekati 0, pindahkan probe hitam(-) ke kaki kanan(hijau), probe merah(+) tetap.

5-Jika jarum di AVO bergerak ke kanan mendekati 0, kemungkinan besar kaki kanan(hijau)adalah BASIS.
6-Lalu pindahkan probe merah(+) ke kaki tengah(kuning), probe hitam(-) tetap

7-Jika jarum di AVO bergerak ke kanan mendekati 0, bisa dipastikan bahwa kaki kanan(hijau)adalah BASIS.
8-Jika kaki BASIS sudah diketahui maka tinggal mencari kaki EMITOR dan COLECTOR
(karena kaki BASIS mendapat probe hitam(-) AVO maka jenis Transistor ini adalah NPN)
9-Posisikan switch AVO di Ohm meter X1K
10-Tempelkan probe hitam(-) ke kaki kiri(biru) dan probe merah(+) ke kaki tengah(kuning).

11-Jika jarum AVO tidak bergerak sedikit, tukar probe (hitam(-) ke tengah(kuning)merah(+)ke kiri(biru))

12-Jika jarum AVO bergerak sedikit, maka kaki tengah(kuning) adalah COLECTOR dan kaki kiri(biru) EMITOR
warna pada kaki transistor diatas hanya ilustrasi


13-Jika pergerakan jarum di AVO tidak terlihat jelas, Posisikan switch AVO di Ohm meter X10K.
(untuk dapat melakukan pengukuran Ohm X10K biasanya pada AVO jenis ini terdapat baterai tambahan 9Volt)

SEDERHANANYA :

Untuk menentukan jenis Transistor :
-Jika BASIS mendapat probe hitam(-) AVO maka jenis NPN
-Jika BASIS mendapat probe merah(+) AVO maka jenis PNP

Pengukuran jika Transistor masih bagus :

Pada jenis NPN :
BASIS diberi probe hitam(-)  - EMITOR diberi probe merah(+)  
==>bergerak mendekati 0, Jika probe dibalik harus tidak bergerak
BASIS diberi probe hitam(-)  - COLECTOR diberi probe merah(+)
==>bergerak mendekati 0, Jika probe dibalik harus tidak bergerak
EMITOR diberi probe merah(+) - COLECTOR diberi probe hitam(-)
==>bergerak sedikit (karena hambatan besar), Jika probe dibalik harus tidak bergerak

Pada jenis PNP :
BASIS diberi probe merah(+)  - EMITOR diberi probe hitam(-)  
==>bergerak mendekati 0, Jika probe dibalik harus tidak bergerak
BASIS diberi probe merah(+)  - COLECTOR diberi probe hitam(-)
==>bergerak mendekati 0, Jika probe dibalik harus tidak bergerak
EMITOR diberi probe hitam(-) - COLECTOR diberi probe merah(+)
==>bergerak sedikit (karena hambatan besar), Jika probe dibalik harus tidak bergerak

Poin :Untuk mencari kaki BASIS, AVO pada posisi Ohm X100
Untuk menentukan kaki EMITOR dan COLECTOR, AVO pada posisi Ohm X1K atau X10K

Untuk lebih akurat sebaiknya pengukuran dilakukan lebih dari satu kali.
Untuk Transistor jengkol yang hanya mempunyai 2 kaki, COLECTORnya adalah body/badannya.

Rangkaian Regulator

Oke Kali ini, saya akan memberi sedikit informasi tentang Rangkaian Regulator.
Berikut ini adalah beberapa skema rangkaian regulator tegangan yang pernah ane bikin.
Pertama menggunakan trafo mono.


Versi 1 menggunakan dioda silikon biasa.

Versi 2 menggunakan dioda Bridge/kiprok. Bisa juga menggunakan dioda silikon biasa yang disusun seperti gambar diatas.

Versi 3 menggunakan dioada Bridge dan IC 7805. Untuk versi ini meskipun tegangan input dari trafo 12 V, tapi setelah melewati IC 7805 tegangan output akan menjadi 5 V

untuk batas arus maksimal ane blom tau cos ane sering pakenya trafo yang 1A.

Yang kedua dengan menggunakan trafo CT.

Versi 1 membuat output + dan - saja.

Versi 2 membuat output +, - dan CT. Biasanya rangkaian ini digunakan sebagai catu daya power amplifier.

Untuk penggunaan dioda/bidge disesuaikan dengan besar arus trafo. Jika menggunakan trafo 1A, cukup dengan menggunakan tipe 1N4007. Untuk penggunaan diatas 1A ane kurang paham kode diodanya. Kalo beli bilang aja "dioda/kiprok 3Ampere / 5Ampere dst....". Pada versi 1 trafo mono dan versi 1 trafo CT ane bikin dua dioda tiap output dari trafo (jaga-jaga kalo dioda ada yang short/rusak. pake satu dioda tiap output trafo juga gpp). Resistor LED usahakan dibawah 1K. LED hanya indikator kalau tegangan itu sudah DC. Kapasitor Elco berfungsi sebagai filter. Makin besar kapasitansinya makin bagus (perlu diperhatikan juga tegangan maksimal elco tersebut).

Semoga bermanfaat.

Monday, June 24, 2013

Komponen Elektronik Dasar

   Didalam bidang elektronika dikenal ada dua macam komponen elektronika dasar yang dikelompokkan menurut perlu tidaknya energi listrik selama bekerjanya.
Dua macam komponen ini adalah komponen aktif dan komponen pasif. dua jenis komponen elektronika yang akan kita pelajari dalam dasar elektronika ini senantiasa ada didalam tiap-tiap rangkaian elektronika.

Komponen elektronika dasar

Komponen aktif adalah type komponen elektronika yang membutuhkan arus listrik supaya dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. contoh transistor dan dioda. sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa membutuhkan arus listrik. contoh komponen pasif adalah kapasitor, resistor dan transformator.
Didalam dasar elektronika penggunaan kedua type komponen ini nyaris senantiasa dipakai berbarengan, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya memakai komponen-komponen pasif saja.
bahan yang bersifat semikonduktor banyak diterapkan didalam komponen komponen elektronika baik yang bersifat aktif ataupun yang bersifat pasif.

1. resistor adalah komponen elektronika dasar yang berperan menghambat atau membatasi arus listrik yng mengalir pada satu rangkaian elektornika. resistor mempunyai dua type yaitu ;
a. resistor tetap
b. resistor varia

2. kapasitor
kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika dasar yang bisa menyimpan energi listrik didalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa dibarengi adanya reaksi kimia.
satu pelat jadi bermuatan positif dan pelat yang lainnya bermuatan negatif. kapasitansi kapasitor adalah kekuatan kapasitor untuk menyimpan energi listrik..
jenis-jenis kapasitor
menurut bahan dielektrik dan penggunaannya, kapasitor terdiri dari beberapa jenis kapasitor yaitu:.
a. kapasitor variabel ( varco )
kapasitor ini dipakai untuk tuning pesawat radio atau melacak gelombang radio. kapasitor ini memakai udara sebagai bahan dielektriknya. kapasitor type ini memakai pelat yang tidak bisa digerakkan ( stator ) dan pelat yang bisa digunakan ( rotor ). mengubah kapasitas kapasitor, frekuensi sirkuit yang dicari bisa distel.
b. kapasitor keramik
kapasitor keramik memiliki dielektrik yang terbuat dari keramik. kapasitor jenis ini memiliki elektroda yang terbuat dari logam dan dielektritnya terdiri atas campuran titanium oksida dan oksida lain. kapasitor keramik digunaka untuk meredam bunga api, layaknya pada bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.
c. kapasitor kertas
kapasitor ini memiliki dielektrik yang terbuat dari kertas.
d. kapasitor plastik
kapasitor plastik memiliki selaput plastik sebagai dielektriknya.
e. kapasitor elektrolit ( elco )
kapasitor elektrolit memiliki dielektrik berbentuk oksida aluminium. bahan dielektrik dipakai untuk melapisi elektroda negatif.

3. induktor adalah komponen yang bisa menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya

4. dioda adalah komponen elektronika dasar yang berperan untuk mengaliri arus listrik didalam satu arah dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya

5. transistor adalah komponen elektronika dasar yang mempunyai 3 lapisan n-p-n atau p-n-p. transistor dipergunakan sebagai penguat listrik, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus, modulasi sinyal, stabilisasi tegangan, dan beberapa fungsi lainnya



 

Qyuu's Tech Copyright © 2013 -- Template created by Qyuukun -- Powered by Blogger